Struktur Produksi, Distribusi
Pendapatan dan Kemiskinan
1. STRUKTUR PRODUKSI
Struktur produksi
adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa
pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya
ditunjukkan dengan menggunakan skema. Struktur produksi nasional dapat dilihat
menurut lapangan usaha dan hasil
produksi kegiatan ekonomi nasional.
Berdasarkan lapangan usaha struktur produksi nasional
terdiri dari sebelas
lapangan usaha dan berdasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor,
yakni sektor primer, sekunder, dan tersier. KEBUTUHAN PRIMER,SEKUNDER
DAN TERSIER
Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam barang-barang dan
Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam barang-barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sejak lahir hingga
meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala sesuatunya. Untuk
mendapatkan barang yang dibutuhkan diperlukan
pengorbanan untuk mendapatkannya.
Di bawah ini akan diberikan jenis, macam aneka ragam definisi atau pengertian dari tiap-tiap
Di bawah ini akan diberikan jenis, macam aneka ragam definisi atau pengertian dari tiap-tiap
kebutuhan manusia selama hidupnya di dunia :
A. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Tingkat Kepentingan / Prioritas
1. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan
sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah seperti sembilan bahan makanan pokok/
sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua
kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya
menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik,
pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori
mewah.
3. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan
berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan skunder.
Contoh:
2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua
kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya
menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik,
pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori
mewah.
3. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan
berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan skunder.
Contoh:
mobil,
antena parabola, pda phone, komputer laptop notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan
ke hawaii,
apartemen, dan lain sebagainya.
apartemen, dan lain sebagainya.
B. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifat
1. Kebutuhan Jasmani / Kebutuhan Fisik
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh
seseorang.
Contoh:
makanan,
minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks,
dan lain
sebagainya.
2. Kebutuhan Rohani / Kebutuhan Mental
Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu
sebagainya.
2. Kebutuhan Rohani / Kebutuhan Mental
Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu
bagi jiwanya secara kejiwaan.
Contoh
:
mendengarkan
musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan YME, bersosialisasi, pendidikan,
rekreasi, hiburan, dan lain-lain.
C. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Waktu
1. Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada saat ini secara
mendesak.
Contoh :
kebelet pipis, makan karena sangat lapar,
pengobatan akibat kecelakaan, dan lain
sebagainya.
2. Kebutuhan Masa Depan
Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat ditunda serta dipenuhi di lain
2. Kebutuhan Masa Depan
Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat ditunda serta dipenuhi di lain
waktu di masa yang akan datang.
Contoh:
Pergi haji, pendidikan tinggi, pahala untuk
bekal akherat, membeli mobil toyota yaris
terbaru, dan lain sebagainya.
D. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subjek / Subyek Penggunanya
1. Kebutuhan Individual / Individu / Pribadi
Kebutuhan individu adalah jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang
perseorangan
secara pribadi.
Contoh :
sikat
gigi, menuntut ilmu, sholat lima waktu, makan, dan banyak lagi contoh lainnya.
2.
Kebutuhan Sosial / Kolektif
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat.
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat.
Contoh :
jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat
mengeluarkan pendapat, berbisnis,
berorganisasi, dan lain-lain.
berorganisasi, dan lain-lain.
Perubahan struktur produksi dapat
terjadi karena :
- Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah dari konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak barang-barang industri
- Perubahan teknologi yang terus-menerus, dan
- Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam memproduksi barang-barang industri.
2. PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah merupakan
jumlah seluruh pendapatan yang diterima olehmasyarakat dalam suatu negara
selama satu tahun.
Perhitungan Pendapatan Nasional
a) Metode Produksi Pendapatan nasional
merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang
dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat
dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
b) Metode Pendapatan Pendapatan nasional
merupakan hasil penjumlahan dari
seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh
pemilik factor produksi dalam suatu negara selama satu
periode.
Y = r + w + i + p
c) Metode PengeluaranPendapatan nasional
merupakan penjumlahan dari seluruh
pengeluaranyang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi
(RTK,RTP,RTG,RTLuar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)
KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
1.PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk
domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga
hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Manfaat GDB :
1) Dapat mengetahui dengan segera apakah
perekonomian mengalami
pertumbuhan atau tidak.
pertumbuhan atau tidak.
2) Menghitung perubahan harga.
Keterbatasan GDB :
1) Perhitungan GDB dan analisis
kemakmuran.
2) Perhitungan dan masalah
kesejahteraan.
3) GDB perkapita dan masalah produksi.
2.PNB/GNP (Produk Nasional
Bruto/Gross Nasional Product)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
(nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk
hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
3.NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat
dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan
barang pengganti modal.
NNP = GNP – Penyusutan
4.NNI (Net National Income)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima
oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Yang dimaksud pajak
tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain
seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
5.PI (Personal Income)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh
tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung
pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,
melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh
pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas
pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya.
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran
jaminansocial
+ Pajak perseorangan )
6.DI (Disposible Income)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan
yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Pajak langsung
(direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak
lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak
pendapatan.
DI = PI – Pajak langsung
Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di
suatu negara.Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan
nasional suatu negaradengan jumlah penduduk negara tersebut.
Pendapatan perkapita juga merefleksikanPDB per kapita.Pendapatan perkapita
sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan
sebuahnegara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara
tersebut.
Data Total personal income / pendapatan per kapita
total sebuah negara jarang sekali ada, PDB / Gross domestic
product lebih sering digunakan. Pendapatan per kapita total suatu negara
biasanya lebih rendah dari PDB negara tersebut.
contoh :
daftar PDB per kapita baik secara Purchasing Power
Parity maupun nominal untuk beberapa negara tertinggi maupun
terendah untuk tahun 2010
1.
|
80,288
|
69,800
|
|||
2.
|
64,193
|
42,364
|
|||
3.
|
52,764
|
41,399
|
|||
4.
|
50,532
|
40,610
|
|||
5.
|
48,604
|
35,115
|
|||
6.
|
47,984
|
34,740
|
|||
7.
|
43,110
|
34,273
|
|||
8.
|
42,000
|
33,479
|
|||
9.
|
39,694
|
33,432
|
|||
10.
|
38,618
|
32,571
|
|||
179
|
161
|
596
|
3. DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL
& KEMISKINAN
Distribusi pendapatan nasional
Cara distribusi pendapatan nasional akan
menentukan bagaimana pandapatan nasional yang tinggi mampu menciptakan
perubahan-perubahan dan perbaikanperbaikan dalam masyarakat, seperti mengurangi
kemiskinan, penganguran dan kesulitan-kesulitan lain dalam masyarakat.
Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan menciptakan
kemakmuran bagi masyarakat secara umum. Sistem distribusi yang tidak merata
hanya akan menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu saja.
Perbedaan pandapatan timbul karena adanya perbedaan dalam kepemilikan
sumber daya dan faktor produksi. Pihak yang memiliki faktor produksi yang lebih
banyak akan memperoleh pendapatan yang lebih banyak juga.
Ada sejumlah alat atau media
untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Alat atau media yang
lazim digunakan adalah Koefisien Gini (Gini Ratio) dan cara perhitungan yang
digunakan oleh Bank Dunia.
Koefisien Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva yang dinamakan Kurva
Lorenz. Kurva ini memperlihatkan hubungan kuantitatif antara prosentase
penerimaan pendapatan penduduk dengan prosentase pendapatan yang benar-benar
diperoleh selama kurun waktu tertentu, biasanya setahun.
.
Menurut teori neoklasik,
perbedaan kepemilikan faktor produksi, lama kelamaan akan hilang atau berkurang
melalui suatu proses penyesuaian otomatis. Bila proses otomatis tersebut masih
belum mampu menurunkan perbedaan pendapatan yang sangat timpang, maka dapat
dilakukan melalui sistem perpajakan dan subsidi. Kedua sistem ini dapat digunakan
sebagai sarana untuk melakukan redistribusi pendapatan.
Penetapan pajak
pendapatan/penghasilan akan mengurangi pendapatan penduduk yang pendapatannya
tinggi. Sebaliknya subsidi akan membantu penduduk yang pendapatannya rendah,
asalkan tidak salah sasaran dalam pemberiannya. Pajak yang telah dipungut
apalagi menggunakan sistem tarif progresif (semakin tinggi pendapatan, semakin
tinggi prosentase tarifnya), oleh pemerintah digunakan untuk membiayai roda
pemerintahan, subsidi dan proyek pembangunan. Dari sinilah terjadi proses
redistribusi pendapatan yang akan mengurangi terjadinya ketimpangan.
4.
KEMISKINAN
Pengertian kemiskinan disampaikan oleh beberapa ahli atau lembaga,
diantaranya :
v BAPPENAS (1993) mendefisnisikan keimiskinan sebagai
situasi serba kekurangan yang terjadi bukan
karena kehendak oleh si miskin, melainkan karena
keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya.
v Levitan (1980) mengemukakan kemiskinan adalah kekurangan
barang-barang dan pelayanan-
pelayanan yang
dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.
v Faturchman dan Marcelinus Molo (1994) mendefenisikan
bahwa kemiskinan adalah ketidakmampuan
individu dan atau rumah tangga untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya.
v Menurut Ellis (1994) kemiskinan merupakan gejala
multidimensional yang dapat ditelaah dari dimensi
ekonomi, sosial politik.
v Menurut Suparlan (1993) kemiskinan didefinisikan sebagai
suatu standar tingkat hidup yang rendah,
yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada
sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku
dalam masyarakat yang bersangkutan.
v Reitsma dan Kleinpenning (1994) mendefisnisikan
kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang
bersifat material maupun non material.
v Friedman (1979) mengemukakan kemiskinan adalah
ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan basis kekuasaan sosial,
yang meliptui : asset (tanah, perumahan, peralatan,
kesehatan), sumber keuangan (pendapatan dan kredit
yang memadai), organisiasi sosial politik yang
dapat dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan bersama,
jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang atau jasa, pengetahuan
dan keterampilan yang memadai, dan informasi yang berguna.
v Dengan beberapa pengertian tersebut dapat diambil satu
poengertian bahwa kemiskinan adalah suatu
situasi baik yang merupakan proses maupun
akibat dari adanya ketidakmampuan individu berinteraksi
dengan lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya.
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah
suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan
memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat
lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan
ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional . Suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara
tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara pembangunan
dan pertumbuhan adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat
kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output
produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat
kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai
sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan,
sosial dan teknik.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di
sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
Pemerataan pendapatan
Apakah yang dimaksud dengan pemerataan pendapatan (redistribusi pendapatan/distribution of income) merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah agar pendapatan masyarakat terbagi semerata mungkin diantara warga masyarakat. Pengertian merata di sini tidak berarti bahwa semua warga masyarakat pendapatannya dibuat sama, tetapi kesempatan yang sama bagi setiap warga untuk memperoleh pendapatan.. Tujuannya adalah agar tidak terjadi ketimpangan pendapatan dalam masyarakat sehingga dapat menimbulkan keresahandan kecemburuan sosial yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas nasional.
Apakah yang dimaksud dengan pemerataan pendapatan (redistribusi pendapatan/distribution of income) merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah agar pendapatan masyarakat terbagi semerata mungkin diantara warga masyarakat. Pengertian merata di sini tidak berarti bahwa semua warga masyarakat pendapatannya dibuat sama, tetapi kesempatan yang sama bagi setiap warga untuk memperoleh pendapatan.. Tujuannya adalah agar tidak terjadi ketimpangan pendapatan dalam masyarakat sehingga dapat menimbulkan keresahandan kecemburuan sosial yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas nasional.
Sumber :
http://zahraaraa.blogspot.com/2012/04/struktur-produksi-distribusi-pendapatan.html
http://rediadhapratama.wordpress.com/2011/04/20/struktur-produksi/
http://rediadhapratama.wordpress.com/2011/04/20/struktur-produksi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar