PERKEMBANGAN STRATEGI DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
1. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Perencanaan pembangunan sendiri adalah upaya untuk mengantisipasi
ketidakseimbangan yang terjadi
yang bersifat akumulatif, atau sebagai peran arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju
tujuan yang ingin dicapai sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembangunan.
yang bersifat akumulatif, atau sebagai peran arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju
tujuan yang ingin dicapai sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembangunan.
Ciri perencanaan pembangunan :
· Berisi upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi
· Meningkatnya pendapatan perkapita
· Merubah struktur ekonomi
· Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat
· Pemerataan pembangunan
Apapun definisi perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjokroamidjojo, manfaat perencanaan adalah :
·
Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan
kegiatan, adanya pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan
·
Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap
hal-hal dalam masa pelaksanaan
yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan,
tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan
mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi seminim mungkin
yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan,
tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan
mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi seminim mungkin
· Perencanaan memberikan
kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik
atau
kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik
kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik
·
Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih
urutan-urutan dari segi
pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya
pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya
· Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan
evaluasi
evaluasi
·
Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya
secara lebih efisien dan
efektif. Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu usaha untuk mencapai output/ hasil secara
maksimal daripada sumber-sumber yang tersedia
efektif. Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu usaha untuk mencapai output/ hasil secara
maksimal daripada sumber-sumber yang tersedia
· Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus
menerus dapat ditingkatkan
menerus dapat ditingkatkan
· Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur
Adapun rumusan tujuan kebijakan pembangunan dan target yang lebih spesifik untuk tujuan pembangunan yaitu:
· Pembanguna sumber daya insani merupakan tujuan pertama kali dari kebijakan pembangunan
· Perluasan produksi yang bermanfaat
·
Perbaikan kualitas hidup dengan memberikan prioritas pada 3 hal yakni
terciptanya lapangan kerja, sistem
keamanan yang luas dan pembagian kekayaan dan pendapatan yang merata.
keamanan yang luas dan pembagian kekayaan dan pendapatan yang merata.
· Pembanguana yang seimbang yakni harmonisasi antar daerah berbeda dalam satu Negara dan antar
sektor ekonomi
sektor ekonomi
· Teknologi baru yakni berkembangnya teknologi tepat guna yang sesuai kondisi dan aspirasi negara
· Berkurangnya ketergantungan pada dunia luar dan dengan semakin menyatunya kerjasama yang solid
dalam Negara.
dalam Negara.
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni:
Periode Sebelum Orde Baru, dibagi dalam:
· Periode 1945-1950
· Periode 1951-1955
· Periode 1956-1960
· Periode 1961-1965
Periode Setelah Orde Baru, dibagi dalam:
Periode 1966 s/d 1958, Periode Stabiitasi dan Rehabilitasi
· Periode Repelita I : 1969/70-1973/74
· Periode Repelita II : 1974/75-1978/79
· Periode Repelita III : 1979/80-1983/84
· Periode Repelita IV : 1984/85-1988/89
· Periode Repelita V : 1989/90-1993/94
Secara ringkas perkembangan rencana pembangunan dan stretegi yang dipergunakan dapat dilihat dalam tabel berikut:
PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI
KEBIJAKSANAAN YANG MENDUKUNG DAN MENGHAMBAT TERCAPAINYA TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI
1. Periode 1945-1950
a) Perencanaan Hatta (1947)
b) Rencana Kasino, Plan Produksi Tiga Tahun RI 1948-1950
c) Rencana Kesejahteraan Istimewa 1950-1951
Catatan:
-
Periode 1945-1950 ini pada dasarnya masih merupakan periode revousi,
yaitu dalam situasi
mempertahankan kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945
mempertahankan kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945
- Periode 1945-1950, di Indonesia memberlakukan 2 UUD, yakni:
1. UUD 1945, yang berlaku dari Agustus 1945-Desember 1949
2. Konstitusi RIS, yang berlaku dari Desember 1949-Agustus 1950
Landasan:
- Pasal 33 UUD ‘45
Strategi:
- Meningkatkan kemakmuran rakyat dengan cara:
1. Memperbaharui tenaga produktif
2. Jalan industrilisasi dengan tetap mendasarkan diri sebagai negara agraris
Kebijaksanaan yang mendukung:
- Kebutuhan negara lain akan produk Indonesia masih tinggi, khususnya barang-barang pertanian sebagai
bahan baku industri
bahan baku industri
- Barang sintetis belumlah dominan
- Fluktuasi harga barang ekspor Indonesia sewaktu mengalami kenaikan
- Pinjaman luar negeri, baik modal asing, merupakan pinjaman yang dianjurkan
Kebijaksanaan yang menghambat:
-
Perekonomian Indonesia belum stabil sebagai akibat masa peralihan dari
perekonomian penjajahan
(Belanda dan Jepang) ke perekonomian kemerdekaan
(Belanda dan Jepang) ke perekonomian kemerdekaan
-
Inflasi yang diakibatkan oleh tindakan Belanda yang tetap menginginkan
Indonesia sebagai negara
jajahannya, serta defisit APBN
jajahannya, serta defisit APBN
- Sangat tergantung pada fluktuasi tingkat harga barang ekspor Indonesia di pasar Internasional
-
Kabinet yang silih berganti sebagai akibat situasi politik yang belum
stabil (agresi Belanda tahun 1947 dan
1948) sehingga tidak ada kebijaksanaan ekonomi yang berkesinambungan
1948) sehingga tidak ada kebijaksanaan ekonomi yang berkesinambungan
- Terbatasnya dana saat itu
- Rencana yang belum/ tidak dijabarkan dalam langkah-langkah yang konkret misalnya dalam bentuk
alokasi dana
alokasi dana
- Perhatian pemerintahan masih ditekankan pada mempertahankan kemerdekaan dari serangan/ agresi dari
luar
luar
- Rencana yang dibuat belum memiliki dasar politis
2. Periode 1951-1955
Perencanaan urgensi perekonomian (1951) yang diusukan oleh Sumitro Djojohadikusumo
Catatan:
-
Periode 1951-1955 merupakan periode pemantapan kemerdekaan. Kemerdekaan
Indonesia telah diakui
secara Internasional tetapi Irian Barat masih belum diserahkan Belanda
secara Internasional tetapi Irian Barat masih belum diserahkan Belanda
- Pada priode ini
Indonesia memberlakukan UUDS dari 15 Agustus 1950-5 Juli 1959 yang pada
dasarnya
menggambarkan rapuhnya persatuan di antara bangsa Indonesia sendiri
menggambarkan rapuhnya persatuan di antara bangsa Indonesia sendiri
- Rencana pembangunan Ekonomi ini hanya mencakupi waktu 1951 dan 1952
- Dari tahun 1952-1955 tidak ada rencana pembangunan ekonomi yang disusun oleh pemerintah
Landasan:
- Tidak dirumuskan secara eksplisit
Strategi:
- Peningkatan nilai kemakmuran masyarakat dengan cara:
1. Mendorong berkembangnya industri-industri kecil
2.
Meningkatkan kemajuan badan-badan koperasi dan memperkuat
organisasi-organisasi dan perkumpulan-
perkumpulan untuk usaha perniagaan kecil dan menengah
perkumpulan untuk usaha perniagaan kecil dan menengah
3. Mendorong
berkembangnya industri berat yang akan menjadi unsur-unsur penyokong
yang memudahkan
dan memperkuat kemajuan perindustrian dalam negeri di daerah-daerah
dan memperkuat kemajuan perindustrian dalam negeri di daerah-daerah
4. Peranan pemerintah diharapkan dominan dalam pelaksanaan rencana ini
Yang mendukung:
-
Perang Korea pada tahun 1951 yang mengakibatkan penerimaan Indonesia
meningkat sehingga relatif
ada dana (dikenal dengan istilah Korea-Boom)
ada dana (dikenal dengan istilah Korea-Boom)
Yang menghambat:
- Inflasi yang tidak dapat lagi dikendalikan sebagai akibat defisit anggaran yang semakin meningkat
- Penggunaan surplus perdagangan yang tidak terarah
- Kebijaksanaan keuangan yang tidak mendorong berkembangnya investasi
- Kabinet masih silih berganti yang mengakibatkan tidak adanya rencana/ program yang berkesinambungan
- Sifat rencana yang sangat pendek (hanya 2 tahun) dan tidak mempunyai dasar politis (tidak ada
persetujuan DPR)
persetujuan DPR)
3. Periode 1956-1960
Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama (RTLP) 1956-1960
Catatan:
- Dalam periode ini kabinet masih silih berganti
- Sengketa Irian Barat yang semakin meningkat yang mengakibatkan dinasionalisasikan perusahaan-
perusahaan Belanda
perusahaan Belanda
- Perkembangan politik di negeri semakin panas yang mengakibatkan perekonomian Indonesia berkembang
ke arah yang tidak menentu
ke arah yang tidak menentu
Landasan:
- Secara eksplisit tidak dirumuskan
Strategi:
- Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mengalokasikan dana tahunan sebagai berikut:
1. Untuk pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan ....13%
2. Untuk pengairan dan proyek-proyek multipurpose ...25%
3. Untuk alat-alat perhubungan ...25%
4. Pertambangan an industri ...25%
5. Untuk urusan sosial (pengajaran, kesehatan, peumahan, dsb.) ...12%
Yang mendukung:
- Secara politis RUU tentang RLTP ini telah disetujui oeh DPR
Yang menghambat:
- Dalam pelaksanaan ternyata garis-garis besar rencana itu perlu diubah, baik dalam target maupun dalam pembiayaan
- Rencana yang disusun tidak/ kurang memperhatikan potensi yang ada
- Inflasi yang semakin tidak terkendali sebagai akibat defisit APBN yang semakin besar
-
Pendapatan pemerintah dari ekspor sangat menurun sebagai akibat dari
resesi ekonomi yang dialami AS
dan Eropa Barat selama akhir 1957 dan permulaan 1958
dan Eropa Barat selama akhir 1957 dan permulaan 1958
- Terjadinya gangguan
keamanan dalam negeri sebagai manifestasi ketengan antara pusat dan
daerah,
dengan perkataan lain stabilitas politik tidak ada
dengan perkataan lain stabilitas politik tidak ada
- Kemampuan adaministratif untuk menjamin pelaksanaan rencana masih sangat rendah
4. Periode 1961-1965
Perencanaan Pembangunan Nasioanl Semesta Berencana 1961-1965
Catatan:
-
Periode ini diwarnai oleh perkembangan politik yang semakin panas
(pembebasan Irian Barat, anti
Malaysia dan juga konflik antar partai politik)
Malaysia dan juga konflik antar partai politik)
- Rencana ini terpaksa dihentikan di tengah jalan sebagai akibat adanya pemberontakan PKI tahun 1965
(Aksi G.30.S.PKI)
(Aksi G.30.S.PKI)
Landasan:
- Manifesto politik No. 1/1960 dan Deklarasi Ekonomi 1963
Strategi:
- Meningkatkan kemakmuran masyarakat dengan asas Ekonomi Terpimpin
Yang mendukung:
- Ada niat untuk membangun dengan suatu rencana yang jelas yang juga diikuti dengan kebijaksanaan-
kebijaksanaan tertentu
kebijaksanaan tertentu
Yang menghambat:
-
Rencana ini tidak mengikuti kaidah-kaidah ekonomi yang lazim dianut,
yang antara lain tidak
mempertimbangkan dana untuk membiayainya
mempertimbangkan dana untuk membiayainya
-
Defisit anggaran yang semakin meningkat yang mengakibatkan hyper
inflasi tahun 1965 (650% /tahun)
telah merusak sendi-sendi perekonomian secara menyeluruh
telah merusak sendi-sendi perekonomian secara menyeluruh
- Peraturan yang ada tidak dilaksanakan secara konsisten
- Stabilitas politik tidak ada, bahkan terjadi pemberontakan PKI tahun 1965
-
Tenaga pendukung (administrasi) yang sangat diperlukan dalam
pelaksanaan rencana masih sangat lemah
bahkan semakin diperlemah karena adanya inflasi yang tidak terkendali
bahkan semakin diperlemah karena adanya inflasi yang tidak terkendali
- Rencana ini pada dasarnya hanya untuk mendinginkan situasi politik yang sedang panas
5. Periode 1966-1969
Periode stabilitasi dan rehabilitasi ekonomi 1966-1969
Catatan:
- Dengan pemberontakan PKI tahun 1965, Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana praktis
tidak berlaku lagi
tidak berlaku lagi
- Setelah pemberontakan PKI ditumpas, lahirlah masa Orde Baru
- UU Perbankan tahun 1968 diberlakukan
-
Kebijaksanaan 3 Oktober 1966 yang mmengambil langkah-langkah di bidang
keuangan negara, moneter
dan perdagangan yang berkisar pada:
dan perdagangan yang berkisar pada:
Penertiban keuangan negara yang serba sulit pengaturan kembali urusan moneter dan dunia perbankan
Memberikan
kebebasan kepada dunia perdagangan yang terbelenggu oleh sistem jatah
yang tidak wajar dan oleh peraturan berbelit-belit yang mematikan
inisiatif rakyat/ masyarakat
- Kebijaksanaan ini berintikan bertujuan membendung laju inflasi
Landasan:
- TAP MPRS No. XXIII/MPRS/1966 yang juga merupakan GBHN yang pertama
Strategi:
-
Meningkatkan kemakmuran rakyat/ masyarakat (GNP) dengan memperbaharui
kebijaksanaan dalam bidang ekonomi keuangan dan pembangunan dengan cara:
1.
Penilaian kembali daripada semua landasan-landasan kebijaksanaan
ekonomi, keuangan dan pembangunan agar diperoleh keseimbangan yang tepat
antara upaya yang diusahakan dan tujuan yang hendak dicapai
2. Melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
3. Stabilisasi dan rehabilitasi yang mencakup (jangka pendek)
Pengendalian inflasi
Pencukupan kebutuhan pangan
Rehabilitasi prasarana ekonomi
Peningkatan kegiatan ekspor
Pencukupan kebutuhan sandang
- Pembangunan yang terencana dan konsisten (jangka panjang) yang skala prioritasnya adalah:
Bidang pertanian
Bidang prasarana
Bidang industri
Yang mendukung:
- Program ini dilandasi ketetapan MPRS sehingga mempunyai nilai politis
- Dalam rencana ini dirumuskan secara tajam adanya skala prioritas nasional yakni bidang ekonomi
-
Skala prioritas dalam bidang ekonomi juga menegaskan adanya patokan
utama yakni dilaksanakannya
proyek-proyek yang menghasilkan barang dan jasa yang sangat diperlukan bagi keperluan rakyat banyak
proyek-proyek yang menghasilkan barang dan jasa yang sangat diperlukan bagi keperluan rakyat banyak
- Dalam operasionalnya, dibedakan dengan jelas antara program stabilisasi dan rehabilitasi dengan program
pembangunan
pembangunan
- Dibedakannya antara pembangunan jangka pendek dan jangka panjang dalam pembangunan ekonomi
-
Diberlakukannya kebijaksanaan dalam bidang ekonomi yang konsisten
disertai dengan penertiban
keuangan pemerintah melalui kebijaksanaan APBN yang seimbang
keuangan pemerintah melalui kebijaksanaan APBN yang seimbang
- Kebijaksanaan dalam bidang ekonomi tersebut adalah:
Peraturan-peraturan 3 Oktober 1966
Peraturan bulan Februari 1967
Peraturan 28 Juli 1967
- Kehidupan politik yang relatif stabil
Yang menghambat:
-
Harga barang-barang ekspor Indonesia di pasaran Internasional menurun.
Dan juga merosotnya hasil
produksi barang-barang ekspor, menurunnya mutu kekurangan bahan-bahan baku/ penolong serta
peralatannya, keadaan infrastruktur yang menghambat jalannya ekspor
produksi barang-barang ekspor, menurunnya mutu kekurangan bahan-bahan baku/ penolong serta
peralatannya, keadaan infrastruktur yang menghambat jalannya ekspor
- Aspek administrasi yang belim menunjang
-
Mulai dikembangkannya secara relatif cepat barang-barang sintetis di
negara maju sehingga mengurangi
permintaan produk Indonesia
permintaan produk Indonesia
- Peranan sektor pertanian yang masih tinggi
6. Periode 1969/70-1973/74
Catatan:
-
Dalam Repelita I sasaran utama yang hendak dicapai adalah meningkatkan
produksi nasional dengan tetap
mempertahankan stabilisasi
mempertahankan stabilisasi
-
Kebijaksanaan industri dilakukan sebagai industri pengganti
barang-barang impor (yang perlu diproteksi)
yang pada dasarnya merupakan benih ekonomi biaya tinggi
yang pada dasarnya merupakan benih ekonomi biaya tinggi
- Untuk mengatasi kekurangan dana pemerintah memberlakukan kebijaksanaan pinjaman luar negeri dan
mengundang modal asing
mengundang modal asing
- Kebijaksanaan ekonomi yang menonjol dalam Repelita I adalah:
- Peraturan Pemerintah No. 16 tanggal 17 April 1970
- Pada tanggal 23 AGUSTUS 1971 pemerintah mengubah kurs rupiah dari Rp 378,- menjadi Rp 415,-
untuk US $ 1
untuk US $ 1
- Pertumbuhan ekonomi periode 1970 s/d 1975 adalah +/- 6,5%
Landasan:
- TAP MPRS XXIII/MPRS/1966
Strategi:
-
Meningkatkan (GNP) dengan tetap menjaga stabilisasi ekonomi dan pada
saat yang bersamaan meningkatkan investasi di sektor yang diprioritaskan
(pertanian, prasarana, industri). Sasarannya adalah perombakan
struktural perekonomian Indonesia
Yang mendukung:
-
Tingkat inflasi sudah dapat dikendalikan dan disiplin penggunaan
keuangan pemerintah semakin mantap yang nampak dalam penyusunan dan
pelaksanaan APBN. Dengan perkataan lain perekonomian nasional sudah
semakin stabil
- Pemberlakuan
kebijaksanaan baru pemerintah di bidang perdagangan, ekspor-impor dan
devisa yang dituangkan dalam PP R.I. No. 16 tahun 1970
- Dialokasikannya dana dalam APBN untuk pembangunan pedesaan pada khususnya dan pembangunan
daerah pada umumnya
daerah pada umumnya
- APBN tetap dipertahankan seimbang
- PMDN dan PMA yang semakin meningkat
- Situasi politik yang semakin stabil
Repelita memiliki dasar politis yang kuat yaitu berpedoman pada TAP MPR
- Segi administrasi dan kelembagaan yang mulai berkembang (berfungsi)
Yang menghambat:
- Dalam perekonomian yang semakin terbuka, Indonesia semakin dipengaruhi oleh fluktuasi perekonomian
Indonesia
Indonesia
-
Daya beli masyarakat Indonesia masih rendah, kurang mendukung
berkembangnya industrilisasi,
khususnya pengganti barang-barang impor
khususnya pengganti barang-barang impor
-
Semakin dirasakannya perbedaan/ kesenjangan pendapatan antar golongan
dan juga antar daerah, karena
investasi yang dilakukan ternyata padat modal dan terpusat di daerah-daerah tertentu (khususnya
kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dll)
investasi yang dilakukan ternyata padat modal dan terpusat di daerah-daerah tertentu (khususnya
kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dll)
- Krisis moneter dunia
- Pengawasan pembangunan yang masih lama
7. Periode 1974/75-1978/79
Repelita II
Catatan:
- Pada periode ini harga minyak bumi meningkat pesat sehingga meningkatkan dana pembangunan
- Devaluasi Rupiah tanggal 15 Nopember 1978, dari Rp 415,-/US $ 1,- menjadi Rp 625,-/US $ 1,-
- Target pertumbuhan yang hendak dicapai 7,5%
- Mulai dikembangkan pembangunan yang berwawasan ruang dengan membentuk wilayah-wilayah
pembangunan
pembangunan
- Krisis pertamina, tidak mampunya Pertamina melunasi utang jangka pendeknya
- Krisis beras akibat kemarau panjang
- Mulai dikembangkan pembangunan yang berwawasan ruang dengan membentuk wilayah-wilayah
pembangunan
pembangunan
- Krisis pertamina, tidak mampunya Pertamina melunasi utang jangka pendeknya
- Krisis beras akibat kemarau panjang
Landasan:
- GBHN 1973
Strategi:
- Meningkatkan (GNP) dengan sasaran:
- Tersedianya pangan dan sandang yang serba cukup dengan mutu yang bertambah baik dan terbeli oleh
masyarakat
masyarakat
- Tersedianya bahan-bahan perumahan dan fasilitas lain yang diperlukan, terutama untuk rakyat banyak
- Keadaan prasarana yang semakin meluas dan sempurna
- Kesejahteraan rakyat yang lebih baik dan lebih merata
- Memperluas kesempatan kerja
Yang mendukung:
- Stabilisasi ekonomi tetap dipertahankan yaitu dengan tetap mempertahankan APBN yang seimbang
- Harga minyak bumi yang meningkat pesat
- Situasi politik yang relatif stabil
Yang menghambat:
- Peranan pemerintah yang semakin dominan, menghambat pasrtisipasi rakyat/ masyarakat
-
Perekonomian Internasional yang mulai dihinggapi krisis yang
mengakibatkan menurunnya penerimaan
ekspor di luar minyak. Di pihak lain kebutuhan devisa untuk impor meningkat
ekspor di luar minyak. Di pihak lain kebutuhan devisa untuk impor meningkat
8. Periode 1979/80-1983/84
Repelita III
Catatan:
-
Repelita III memberikan perhatian yang lebih mendalam pada peningkatan
kessejahteraan dan perluasan kesempatan kerja, peningkatan laju
pembangunan di daerah-daerah tertentu, peningkatan kemampuan yang lebih
cepat dari golongan ekonomi lemah, pembinaan koperasi, peningkatan
produksi pangan dan kebutuhan pokok lainnya, transmigrasi, perumahan,
perluasan fasilitas pendidikan, perawatan kesehatan dan berbagai masalah
sosial lainnya
- Target pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai 6,5%
-
Deregulasi perbankan 1 Juni 1983 mulai diberlakukan. Sementara itu
masalah ‘deregulasi’ dan ‘
debirokratisasi’ muncul secara mencolok
debirokratisasi’ muncul secara mencolok
- Mulai 1 Januari 1984 diberlakukan UU Pajak yang baru
- Indonesia mulai swasembada beras
- Devaluasi Rupiah tanggal 31 Maret 1983 dari Rp 625,- menjadi Rp 970,- per US $ 1,-
- Pemberlakuan Keputusan Presiden No. 10/1980 tentang sentralisasi pengadaan keperluan pemerintah
- Inpres No. 51/1984
Landasan:
- Pasal 4 ayat 1 UUD 1945
- TAP MPR No. IV/MPR/1978 (GBHN)
- TAP MPR No. VII/MPR/78
- Keputusan Presiden T.I. No. 59/M tahun 1978
Strategi:
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% dengan berlandaskan pada Trilogi Pembangunan
yang meliputi:
yang meliputi:
- Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat
rakyat
- Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
-
Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Asas pemerataan tampil
sangat tajam dalam Repelita III yaitu
dengan dituangkannya 8 jalur pemerataan
dengan dituangkannya 8 jalur pemerataan
Yang mendukung:
- Sasaran yang ingin dicapai diikuti oleh kebijaksanaan pada bidangnya yang konsisten
- Tingkat inflasi dapat dikendalikan
- Situasi ekonomi pada umumnya sudah lebih baik sehingga memungkinkan pertumbuhan, khususnya sektor
informal
informal
Yang menghambat:
- Gejala ekonomi dunia yang belum juga mereda
- Harga minyak bumi yang mulai mengendor sehingga sangat mengurangi penerimaan pemerintah
9. Periode 1984/85-1988/89
Repelita IV
Catatan:
- Sasaran pertunbuhan dalam Repelita IV adalah 5%
-
Dalam bidang politik diterimanya Pancasila sebagai satu-satunya asas
bagi organisasi sosial politik serta
organisasi kemasyarakatan lainnya demi kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa
organisasi kemasyarakatan lainnya demi kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa
- Deregulasi dan debirokratisasi merupakan kebijaksanaan yang menyolok dalam kurun waktu Repelita IV
-
Diumumkan devaluasi pada tanggal 12 September 1986 yang diikuti dengan
kebijaksanaan-
kebijaksanaan lainnya yang menunjang kebijaksanaan devaluasi
kebijaksanaan lainnya yang menunjang kebijaksanaan devaluasi
- Pemberlakuan Inpres No. 4/1985
tangga 4 April 1985 mengenai penggunaan SGS sebagai upaya
meniadakan ekonomi biaya tingkat tinggi
meniadakan ekonomi biaya tingkat tinggi
- Pengaktifan kembali penggunaan instrumen moneter berupa fasilitas diskonto ulang, sertifikat BI, surat
berharga pasar uang
berharga pasar uang
- APBN 1986/1987 volumenya secara absolut menurun dari APBN tahun sebelumnya
- Rephasing investasi-investasi besar
- Pemberlakuan Paket 6 Mei 1986 untuk meningkatkan daya kompetisi ekspor non-migas dan menarik
penanaman modal
-
Pemberlakuan keputusan 25 Oktober 1986 dan 15 Januari 1987 yang pada
dasarnya untuk sebagian
meniadakan adanya importir tertunjuk
meniadakan adanya importir tertunjuk
- Pembayaran utang luar negeri melampaui DSR
- Pemberlakuan kebijaksanaan 25 Oktoer 1986 dan 15 Januari 1987
-
Terjadi ‘mini krisis’ pada September 1984 dan pembelian cadangan devisa
Desember 1986, terakhir ini
diatasi dengan ‘gebrakan Sumarlin’
diatasi dengan ‘gebrakan Sumarlin’
Landasan:
- Pasal 4 ayat 1 UUD 1945
- TAP MPR No. II/1983 tentang GBHN
-
TAP MPR No. /1983 mengenai pelimpahan tugas dan wewenang kepada
Presiden/ Mandataris MPR
dalam rangka pensuksesan dan pengamanan pembangunan nasional
dalam rangka pensuksesan dan pengamanan pembangunan nasional
- Keputusan Presiden No. 7/1979 tentang Repelita III
- Keputusan Presiden No. 45/M tahun 1983 tentang pembentukan kabinet pembangunan IV
Strategi:
-
Peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan sasaran diletakkan pada
pembangunan di bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian
untuk melanjutkan usaha-usaha memantapkan swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri
sendiri, baik industri berat maupun maupun ringan yang akan terus
dikembangkan dalam Repelita selanjutnya. Sejalan dengan itu pembangunan
dalam bidang politik, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain
akan semakin ditingkatkan sepadan dan agar saling menunjang dengan
kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh pembangunan di bidang ekonomi
Yang mendukung:
-
Ekspor barang non-migas dapat meningkat. Bahkan pada tahun terakhir
Repelita IV telah dapat
melampaui nilai ekspor minyak bumi
melampaui nilai ekspor minyak bumi
- Penerimaan dalam negeri meningkat khususnya setelah diberlakukannya UU Perpajakan 1 Januari 1984
-
Dilanjutkan dan dikembangkannya pemberian kredit investasi kecil (KIK),
kredit modal kerja permanen
(KMKP), dan kredit candak kulak (KCK)
(KMKP), dan kredit candak kulak (KCK)
- Tetap dipertahankan APBN yang seimbang, serta inflasi tetap dapat terkendali
- Kegiatan investasi tetap berjalan
Yang menghambat:
- Sumber penerimaan dari minyak bumi menurun sangat tajam
-
Proteksi yang diberlakukan oleh negara-negara maju, khususnya Amerika
Serikat yang merupakan pasar
barang ekspor Indonesia terbesar
barang ekspor Indonesia terbesar
- Perekonomian Internasioanl yang masih belum menentu
- Menurunnya nilai dolar tehadap mata uang asing lainnya sehingga melipatgandakan utang Indonesia
Sejak dimulainya masa Orde Baru sebenarnya
perencanaan ekonomi Indonesia telah dijabarkan dalam beberapa fase
perencanaan, yakni:
UUD 1945
Sebagai landasan
GBHN
Sebagai rencana jangka panjang
REPELITA
Sebagai rencana jangka menengah
APBN
Sebagai rencana jangka pendek
Sedangkan sebagai lembaga perencana yang ada di Indonesia adalah:
BAPPENAS,
sebagai Badan Perencanaan Pembangunan di Indonesia, merupakan lembaga
pemerintah non-dapartemen yang berkedudukan langsung di bawah dan
bertanggungjawab pada Presiden. Badan ini memiliki fungsi membantu
Presiden di dalam menetapkan kebijaksanaan di bidang perencanaan
pembangunan nasional, serta menilai pelaksanaannya.
BAPPEDA tingkat I untuk melaksanakan perencanaan daerah tingkat I (Provinsi), dan
BAPPEDA tingkat II untuk melaksanakan perencanaan daerah tingkat II (Kabupaten dan Kotamadya).
: http://karinadevianta.blogspot.com/2012/03/5-perkembangan-strategi-dan-perencanaan.html
Contoh-Contoh Dari :
1. STRATEGI PERTUMBUHAN/EKSPANSI
Pada kategori strategi pertumbuhan/ekspansi (growth/expansion strategy) ini dijalankan perusahaan dalam rangka
mengejar pertumbuhan korporat, yang dapat berupa kenaikan penjualan,
profit, ekspansi usaha, dan lain-lain yang akan berdampak pada pengembangan/pertumbuhan perusahaan. Berikut beberapa strategi yang
termasuk pada kategori strategi pertumbuhan.
1. Strategi Intensif (Intensive Stategy)
1. Strategi Intensif (Intensive Stategy)
Disebut strategi intensif karena dilakukan dengan mengerahkan
berbagai usaha yang intensif dengan syarat perusahaan dapat memperbaiki
posisi kompetitif nya dengan produk yang ada saat ini. Strategi intensif
dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy) Strategi ini dijalankan untuk meningkatkan market share dari produk yang ada saat ini pada pasar yang ada saat ini melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih gencar.
Contoh :
1.HM sampoerna melakukan aktivitas pemasarran dan promosi yg intensif dan besar-besaran untuk produk
rokok merk A-Mild,
2 Coca Cola menerapkan strategi penetrasi pasar untuk meningkatkan pangsa pasar dengan melakukan
upaya pemasaran yg lbh besar. Untuk mendukung strategi tersebut cocacola berusaha menciptakan suatu
trend an membuat iklan yg unik dan kreatif. Sebagai contoh nyatany, coca cola meluncurkan iklan “
Coca-Cola brrrrrrr…” dilihat dri iklan ini, coca cola ingin menciptakan suatu image bahwa dgn minum
coca cola bisa membuat konsumen menjadi lebih bersemangat.
b. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy)
a. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy) Strategi ini dijalankan untuk meningkatkan market share dari produk yang ada saat ini pada pasar yang ada saat ini melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih gencar.
Contoh :
1.HM sampoerna melakukan aktivitas pemasarran dan promosi yg intensif dan besar-besaran untuk produk
rokok merk A-Mild,
2 Coca Cola menerapkan strategi penetrasi pasar untuk meningkatkan pangsa pasar dengan melakukan
upaya pemasaran yg lbh besar. Untuk mendukung strategi tersebut cocacola berusaha menciptakan suatu
trend an membuat iklan yg unik dan kreatif. Sebagai contoh nyatany, coca cola meluncurkan iklan “
Coca-Cola brrrrrrr…” dilihat dri iklan ini, coca cola ingin menciptakan suatu image bahwa dgn minum
coca cola bisa membuat konsumen menjadi lebih bersemangat.
b. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy)
Memperkenalkan produk yang ada saat ini pada pasar baru (new market).
Contoh:
1. PT.Carrefour Indonesia membuka berbagai gerai ritel barunya di berbagai kota besar di Indonesia. Saat
ini Carrefour telah memiliki 30 toko di Indonesia. ,
2. PT . Garuda Indonesia membuka berbagai rute penerbangan baru baik domestic maupun mancanegara,
antara lain rute Jakarta-tanjung karang, Jakarta –malang , dll
c. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy) Merupakan strategi yang dijalankan untuk menaikkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada saat ini.
Contoh:
1. PT unilever Indonesia mengembangkan produk pepsodent dengan beberapa varian,
2. PT .TELKOM telah melakukan pengembangan pelayanan, dari jasa PSTN menuju hingga jasa
narrowband ISDN dan Intelligent Networks.
2. Strategi Integrasi (Integration Strategy) Strategi integrasi berarti menyatukan beberapa rentang bisnis mulai dari hulu, jaringan pemasok hingga hilir, jaringan distributor serta secara horizontal kearah pesaing. Strategi integrasi ada 3 bentuk yaitu: strategi integrasi ke depan ; strategi integrasi ke belakang; strategi integrasi horizontal. Seringkali secara keseluruhan strategi ini disebut sebagai strategi integrasi vertical yang dijalankan untuk memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan pesaing.
a. Strategi Integrasi Ke Depan (Forward Integration Strategy) Strategi integrasi ke depan adalah strategi yang dijalankan dengan meraih kendali atas jalur distribusi, mulai dari distributor hingga retailer.
Contoh :
1. Perusahaan PT.Kimia farma membangun jaringan apotiknya sendiri yaitu Apotik Kimia farma,
2. PT .Astra internasional menguasau saluran distribusi sampai hilirnya dengan mempunyai outlet shop and
drive yg memberikan pelayanan service dan menjual suku cadang.
b. Strategi Integrasi Ke Belakang (Backward Integration Strategy) Strategi integrasi ke belakang digunakan dengan memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok.
Contoh :
1. kelompok Kompas Gramedia memiliki bnyk anak perusahaan media termasuk penerbitan,
2. Pt . Gudang Garam Internasional memiliki pabrik kertas rokok di afrika selain juga memiliki pabrik kertas
rokok di Kediri dgn nama PT Surya Zig Zag.
c. Strategi Integrasi Horisontal (Horizontal Integration Strategy) Strategi integrasi horisontah mengarah pada strategi yang memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing.
Contoh:
Contoh:
1. PT.Carrefour Indonesia membuka berbagai gerai ritel barunya di berbagai kota besar di Indonesia. Saat
ini Carrefour telah memiliki 30 toko di Indonesia. ,
2. PT . Garuda Indonesia membuka berbagai rute penerbangan baru baik domestic maupun mancanegara,
antara lain rute Jakarta-tanjung karang, Jakarta –malang , dll
c. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy) Merupakan strategi yang dijalankan untuk menaikkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada saat ini.
Contoh:
1. PT unilever Indonesia mengembangkan produk pepsodent dengan beberapa varian,
2. PT .TELKOM telah melakukan pengembangan pelayanan, dari jasa PSTN menuju hingga jasa
narrowband ISDN dan Intelligent Networks.
2. Strategi Integrasi (Integration Strategy) Strategi integrasi berarti menyatukan beberapa rentang bisnis mulai dari hulu, jaringan pemasok hingga hilir, jaringan distributor serta secara horizontal kearah pesaing. Strategi integrasi ada 3 bentuk yaitu: strategi integrasi ke depan ; strategi integrasi ke belakang; strategi integrasi horizontal. Seringkali secara keseluruhan strategi ini disebut sebagai strategi integrasi vertical yang dijalankan untuk memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan pesaing.
a. Strategi Integrasi Ke Depan (Forward Integration Strategy) Strategi integrasi ke depan adalah strategi yang dijalankan dengan meraih kendali atas jalur distribusi, mulai dari distributor hingga retailer.
Contoh :
1. Perusahaan PT.Kimia farma membangun jaringan apotiknya sendiri yaitu Apotik Kimia farma,
2. PT .Astra internasional menguasau saluran distribusi sampai hilirnya dengan mempunyai outlet shop and
drive yg memberikan pelayanan service dan menjual suku cadang.
b. Strategi Integrasi Ke Belakang (Backward Integration Strategy) Strategi integrasi ke belakang digunakan dengan memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok.
Contoh :
1. kelompok Kompas Gramedia memiliki bnyk anak perusahaan media termasuk penerbitan,
2. Pt . Gudang Garam Internasional memiliki pabrik kertas rokok di afrika selain juga memiliki pabrik kertas
rokok di Kediri dgn nama PT Surya Zig Zag.
c. Strategi Integrasi Horisontal (Horizontal Integration Strategy) Strategi integrasi horisontah mengarah pada strategi yang memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing.
Contoh:
1. PT.indofood Sukses Makmur yg pertama kali popular dgn merek dagang indomie membeli merk supermi,
2. PT Coca Cola Bottling Indonesia mengakusisi airminung merk lokak Ades.
3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
Sebenarnya ini adalah tipe strategi yang kurang begitu popular karena
sulitnya memanage aktivitas bisnis yang berbeda. Ada 3 bentuk strategi
diversifikasi yakni: strategi diversifikasi konsentris; horizontal, dan
konglomerasi.
a. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy)
a. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy)
Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan
produk yang ada saat ini.
Contoh:
1. Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga memproduksi sepeda motor,
2. Kelompok usaha kompas gramedia masuk ke bisnis penerbitan (elexmedia komputindo), took buku
(gramedia) dan pentiaran ( radio Sonora dan TV7)
Contoh:
1. Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga memproduksi sepeda motor,
2. Kelompok usaha kompas gramedia masuk ke bisnis penerbitan (elexmedia komputindo), took buku
(gramedia) dan pentiaran ( radio Sonora dan TV7)
Strategi diversifikasi horizontal adalah strategi menambah atau
menciptakan produk baru yang tidak terkait dengan produk saat ini kepada
pelanggan saat ini.
Contoh:
1. PT.Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal group lippo memutuskan untuk bergerak di sector property
seperti lippo karawaci, lippo cikarang.
2. PT.Maspion Intonesia memiliki PT.Bank Maspion Indonesia, Maspion securities, dan Maspion money
changer.
c. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy) Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang ada saat ini.
Contoh:
1. PT.Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal group lippo memutuskan untuk bergerak di sector property
seperti lippo karawaci, lippo cikarang.
2. PT.Maspion Intonesia memiliki PT.Bank Maspion Indonesia, Maspion securities, dan Maspion money
changer.
3.STRATEGI DEFENSIF (DEFENSIVE STRATEGY)
Contoh:
1. PT.Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal group lippo memutuskan untuk bergerak di sector property
seperti lippo karawaci, lippo cikarang.
2. PT.Maspion Intonesia memiliki PT.Bank Maspion Indonesia, Maspion securities, dan Maspion money
changer.
c. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy) Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang ada saat ini.
Contoh:
1. PT.Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal group lippo memutuskan untuk bergerak di sector property
seperti lippo karawaci, lippo cikarang.
2. PT.Maspion Intonesia memiliki PT.Bank Maspion Indonesia, Maspion securities, dan Maspion money
changer.
3.STRATEGI DEFENSIF (DEFENSIVE STRATEGY)
Dalam kondisi tertentu perusahaan akan lebih memilih strategi defensive
yang akan mempertahankan posisi yang ada saat ini atau karena kondisi
yang terbatas maka perusahaan paling tidak harus survive. Berikut
beberapa strategi defensive yang dapat diterapkan sesuai dengan urutan
skala prioritas mulai dari strategi yang paling awal yaitu strategi
penghematan yang jika diterapkan tidak ada hasil maka strategi
berikutnya adalah divestasi jika strategi inipun tidak menolong
perbaikan kondisi perusahaan maka jalan dan strategi terakhir adalah
likuidasi.
a. Strategi Penghematan/Retrenchment Penghematan terjadi ketika perusahaan melakukan regrouping melalui pengurangan biaya dan asset untuk mengatasi penurunan penjualan dan profit.
Contoh:
1. PT.Dirgantara Indonesia telah mem-PHK-kan sekitar 9.643 karyawannya
b. Strategi Divestasi/Divesture Jika langkah penghematan tidak menolong perbaikan kondisi perusahaan maka penjualan asset nonproduktif ataupun selanjutnya asset produktif seperti tanah, bangunan, dan aktiva tetap lainnya perlu dilakukan untuk memperoleh dana segar.
Contoh:
a. Strategi Penghematan/Retrenchment Penghematan terjadi ketika perusahaan melakukan regrouping melalui pengurangan biaya dan asset untuk mengatasi penurunan penjualan dan profit.
Contoh:
1. PT.Dirgantara Indonesia telah mem-PHK-kan sekitar 9.643 karyawannya
b. Strategi Divestasi/Divesture Jika langkah penghematan tidak menolong perbaikan kondisi perusahaan maka penjualan asset nonproduktif ataupun selanjutnya asset produktif seperti tanah, bangunan, dan aktiva tetap lainnya perlu dilakukan untuk memperoleh dana segar.
Contoh:
1. PT Bank Niaga Tbk. Melepas seluruh kepemilikan saham (divestasi)
di PT Bank Sumitomo Mitsui
Indonesia yg berkedudukan di Jakarta.
c. Strategi Likuidasi
Indonesia yg berkedudukan di Jakarta.
c. Strategi Likuidasi
Menjual seluruh asset perusahaan yang bernilai tangible merupakan
strategi likuidasi. Strategi likuidasi diakui sebagai suatu kekalahan
dan memiliki konsekuensi secara emosional.
Contoh:
1. Bank IFI dilikuidasi oleh Bank Indonesia,
2. PT Asahimas Flat Glass melakukan likuidasi terhadap anak perusahaanny, yakni Glavermas Mirror Pte
Ltd.
Keuntungan strategi integrative :
1. Dapat menciptakan penghematan biaya kalau volume kebutuhan bahan baku yang diperlukan cukup besar
sehingga cukup ekonomis kalau di produksi sendiri.
2. Akan mampu memberikan konstribusi laba yang diharapkan karena memberikan keamanan supply bahan
baku utama yang dibutuhkan perusahaan dan perusahaan tidak mengalami kesulitan menguasai teknologi yang diperlukan.
3. Integrasi ke belakang akan memberikan keunggulan bersaing atas dasar differensiasi jika integrasi tersebut
mampu meningkatkan kualitas produk akhir dan pelayanan kepada konsumen.
. Kelemahannya :
1. Adanya beban kelebihan kapasitas akibat tidak meratanya skala pabrik.
2. Koordinasi yang tidak jalan akan manikkan biaya dan menghilangkan sinergi.
3. Proses kadaluarsa
4. Menghalangi keluar pasar yang sudah kurang menguntungkan.
5. Kehilangan akses informasi dari supplier maupun dari distributor.
Keuntungan difersifikasi
1. Perush dpt mengejar pertumbuhan dlm waktu yg relatif singkat
2. Manfaat dr adanya management team hasil proses akuisisi
3. peningkatan kinerja, posisi perusahaan, memanfaatkan strategic fit, mengarahkan sumber daya korporasi pada unit bisnis yang paling menguntungkan dan perencanaan pajak.
Kelemahan diversifikasi
1. Biaya utk menguasai perush lain bisa melebihi manfaat yg diperoleh
2. Kemungkinan budaya kerja yg muncul dr 2 perush tdk saling mendukung
3. Memang diversifikasi dapat meletakkan anda pada jalan yang cepat untuk pertumbuhan, namun
sebaliknya bila gagal
4. Dengan memperluas rentang produk anda dan bahkan perputaran produk anda meningkat, maka biaya-
biayanya juga meningkat dan hal ini dapat pula berakibat menurunkan profit anda.
5. Dengan memperluas ke pasar yang baru, maka bahaya yang muncul pada target pelanggan yang baru
belum tentu anda ketahui. Untuk itu diperlukan suatu riset sebelum melakukan diversifikasi.
6. Untuk melakukan diversifikasi diperlukan orang yang benar-benar menguasai karakteristik bisnis tiap-tiap
produk anda.
Contoh:
1. Bank IFI dilikuidasi oleh Bank Indonesia,
2. PT Asahimas Flat Glass melakukan likuidasi terhadap anak perusahaanny, yakni Glavermas Mirror Pte
Ltd.
Keuntungan strategi integrative :
1. Dapat menciptakan penghematan biaya kalau volume kebutuhan bahan baku yang diperlukan cukup besar
sehingga cukup ekonomis kalau di produksi sendiri.
2. Akan mampu memberikan konstribusi laba yang diharapkan karena memberikan keamanan supply bahan
baku utama yang dibutuhkan perusahaan dan perusahaan tidak mengalami kesulitan menguasai teknologi yang diperlukan.
3. Integrasi ke belakang akan memberikan keunggulan bersaing atas dasar differensiasi jika integrasi tersebut
mampu meningkatkan kualitas produk akhir dan pelayanan kepada konsumen.
. Kelemahannya :
1. Adanya beban kelebihan kapasitas akibat tidak meratanya skala pabrik.
2. Koordinasi yang tidak jalan akan manikkan biaya dan menghilangkan sinergi.
3. Proses kadaluarsa
4. Menghalangi keluar pasar yang sudah kurang menguntungkan.
5. Kehilangan akses informasi dari supplier maupun dari distributor.
Keuntungan difersifikasi
1. Perush dpt mengejar pertumbuhan dlm waktu yg relatif singkat
2. Manfaat dr adanya management team hasil proses akuisisi
3. peningkatan kinerja, posisi perusahaan, memanfaatkan strategic fit, mengarahkan sumber daya korporasi pada unit bisnis yang paling menguntungkan dan perencanaan pajak.
Kelemahan diversifikasi
1. Biaya utk menguasai perush lain bisa melebihi manfaat yg diperoleh
2. Kemungkinan budaya kerja yg muncul dr 2 perush tdk saling mendukung
3. Memang diversifikasi dapat meletakkan anda pada jalan yang cepat untuk pertumbuhan, namun
sebaliknya bila gagal
4. Dengan memperluas rentang produk anda dan bahkan perputaran produk anda meningkat, maka biaya-
biayanya juga meningkat dan hal ini dapat pula berakibat menurunkan profit anda.
5. Dengan memperluas ke pasar yang baru, maka bahaya yang muncul pada target pelanggan yang baru
belum tentu anda ketahui. Untuk itu diperlukan suatu riset sebelum melakukan diversifikasi.
6. Untuk melakukan diversifikasi diperlukan orang yang benar-benar menguasai karakteristik bisnis tiap-tiap
produk anda.
Refrensi : http://cpratanto.blogspot.com/2011/11/strategi-korporasi.html
2. STRATEGI PEMBANGUNAN DENGAN PEMERATAAN
Berikut adalah contoh kasus strategi pemerataan pembangunan yang terjadi di Provinsi Banten :
1. produk buah-buah yang ada di Indonesia saat ini sebagian besar berasal dari hasil impor. Pemerintah
seharusnya bisa memanfaatkan sebaik mungkin produk lokal agar diperoleh kualitas buah yang tidak
kalah jauh dari hasil impor.
4. STRATEGI YANG BERWAWASAN RUANG
1. kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya/maju.
2. kebijakan nasional untuk industrialisasi, di daerah yang berkarateristik wilayah kepulauan dan
laut diantisipasi dengan pembangunan industri perikanan, sedangkan daerah yang
berkarakteristik darat dikembangkan melalui pembangunan kawasan industri, serta daerah
yang tertinggal merencanakan pembangunan industri tetapi sulit merealisasikannya akibat
rendahnya SDM, SDA, dan infrastruktur yang dibutuhkan oleh pengembangan Industri.
refrensi : http://myblogmyheartntha.blogspot.com/2012/06/perkembangan-strategi-dan-perencanaan.html
5. STRATEGI PENDEKATAN KEBUTUHAN POKOK
1. Contoh usaha menengah
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor mungkin
hampir secara merata, yaitu: Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;
Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor; Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal
Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi; Usaha industri makanan dan minuman,
elektronik dan logam; Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan. Peluang
usaha kecil menengah selalu saja mendapat porsi besar dalam republik ini.
Tak dapat dipungkiri, kondisi geografis suatu daerah mempunyai peranan penting dalam kemajuan pembangunan. Daerah yang berada di wilayah strategis sangat signifikan dalam mempercepat dan meningkatkan pembangunan ekonomi. Sebagai contoh, Provinsi Banten yang secara geografis bisa dibagi dalam dua wilayah pembangunan, yaitu utara dan selatan. Bagian utara meliputi Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Cilegon. Sedangkan bagian selatan meliputi Kabupaten Lebak, Pandeglang, dan Serang.
Daerah bagian selatan relatif tertinggal dibandingkan daerah bagian utara. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDRB 2009 di Kabupaten Pandeglang dan Lebak bagian selatan masing-masing mencapai Rp 3,9 miliar dan Rp 3,8 miliar. Sedangkan bagian utara seperti Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang mencapai Rp 17 miliar dan Rp 27 miliar. Padahal, Kabupaten Lebak dan Pandeglang luasnya 63,89 persen dari luas Banten. Sementara Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang hanya 12.06 persen luas Banten.
Kondisi tersebut disebabkan oleh geografi-strategis daerah bagian utara yang sangat dekat dengan kota metropolis DKI Jakarta. Posisi Tangerang dan Kota Tangerang sebelah utara merupakan hinterland bagi DKI Jakarta. Tangerang lebih melayani Jakarta dibandingkan wilayah selatan. Sebaliknya, bagian selatan seolah menjadi daerah yang berdiri sendiri. Di samping itu, kawasan bagian utara merupakan spill over (tumpahan) pembangunan di DKI Jakarta. Bisa dilihat misalnya, Kota Tangsel yang relaf baru sudah memiliki indikator pembangunan sangat baik. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tangsel sudah mencapai 75,1 dan pendapatan per kapita Rp 8.459 juta lebih.
Oleh karena itu, ketimpangan yang terjadi antara utara-selatan harus segera diatasi, salah satunya, melalui strategi pembangunan jangka panjang dengan memaksimalkan potensi daerah tertinggal. Saat ini, strategi yang tengah dikembangkan, antara lain, dengan menjadikan daerah bagian selatan sebagai kawasan minapolitan. Konsep utamanya adalah pembangunan kelautan dan perikanan yang berbasis kawasan dengan keterpaduan lintas sektor untuk peningkatan taraf hidup masyarakat. Sedangkan prinsipnya adalah pengembangan kewilayahan yang efektif, efisien disertai dukungan lintas sektor.
Lokasi-lokasi pengembangan minapolitan Banten meliputi Pelabuhan perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Kota Serang, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Kabupaten Pandeglang, kawasan budidaya rumput laut Pontang, Kota Serang, dan kawasan budidaya kerang Panimbang dan kawasan pangkalan pendaratan ikan (PPI) Binuangeun. Lokasi itu merupakan sentra pengembangan perikanan yang diprioritaskan. Mulai 2012 empat kawasan pelabuhan perikanan tersebut akan menjadi kawasan minapolitan di Banten untuk jenis perikanan tangkap.
Anggaran sektoral pada DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Banten akan difokuskan untuk memberikan input produksi serta sarana dan prasarana pokok. Sedangkan yang lintas sektoral berupa penyediaan prasarana pendukung seperti jalan, saluran irigasi serta dukungan lain yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya, sebagain besar yang dimiliki akan difokuskan pada lokasi minapolitan dimaksud.
Proyek pengembangan kawasan minapolitan di Banten ini akan menjadi percontohan nasional bagi sektor kelautan dan perikanan. Karena itu, proyek ini perl dikawal oleh seluruh elemen masyarakat supaya proyek ini berhasil. Pengembangan kawasan minapolitan harus menjadi prioritas utama yang dikerjakan sungguh-sungguh di masing-masing daerah. Dukungan dan kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan untuk menyukseskan program strategis ini, sehingga kesenjangan pembangunan dapat teratasi.sumber :
- http://nickyraulika.blogspot.com/2012/05/strategi-pembangunan-ekonomi-indonesia.html
- http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/perkembangan-strategi-dan-perencanaan-pembangunan-ekonomi-indonesia/
- http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
- http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/06/13/minapolitan-strategi-pemerataan-pembangunan-banten/
1. produk buah-buah yang ada di Indonesia saat ini sebagian besar berasal dari hasil impor. Pemerintah
seharusnya bisa memanfaatkan sebaik mungkin produk lokal agar diperoleh kualitas buah yang tidak
kalah jauh dari hasil impor.
4. STRATEGI YANG BERWAWASAN RUANG
1. kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya/maju.
2. kebijakan nasional untuk industrialisasi, di daerah yang berkarateristik wilayah kepulauan dan
laut diantisipasi dengan pembangunan industri perikanan, sedangkan daerah yang
berkarakteristik darat dikembangkan melalui pembangunan kawasan industri, serta daerah
yang tertinggal merencanakan pembangunan industri tetapi sulit merealisasikannya akibat
rendahnya SDM, SDA, dan infrastruktur yang dibutuhkan oleh pengembangan Industri.
refrensi : http://myblogmyheartntha.blogspot.com/2012/06/perkembangan-strategi-dan-perencanaan.html
5. STRATEGI PENDEKATAN KEBUTUHAN POKOK
1. Contoh usaha menengah
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor mungkin
hampir secara merata, yaitu: Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;
Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor; Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal
Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi; Usaha industri makanan dan minuman,
elektronik dan logam; Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan. Peluang
usaha kecil menengah selalu saja mendapat porsi besar dalam republik ini.
refrensi : http://ndotndot.blogspot.com/2011/04/strategi-pembangunan-strategi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar